Skip to main content

Mengenal Perbedaan Antara Web, Web2 dan Web3

Web

Seperti yang kita ketahui, internet telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Hal tersebut karena internet membentuk cara kita berkomunikasi, bekerja, hingga bersosialisasi. Dalam perkembangannya, internet mengalami perubahan signifikan dari generasi ke generasi, mulai dari Web, Web2, dan sekarang Web3.

Nah di artikel kali ini, kita akan membahas ketiga generasi tersebut, mulai dalam hal arsitektur, teknologi hingga kegunaan bagaimana internet dapat membentuk cara kita berinteraksi dari masa ke masa.

Mengenal Web, Web2, dan Web3

Web, Web2, dan Web3 merujuk pada perkembangan dan evolusi internet serta cara kita berinteraksi dengan kontennya. Berikut adalah penjelasan masing-masing dari ketiga generasi tersebut yang memengaruhi cara kita berinteraksi dengan konten dan saling terhubung di dalam World Wide Web (WWW) di internet.

Web atau Web 1.0

Web atau Web 1.0 adalah era dimana dunia online mulai dapat diakses oleh publik sekitar tahun 1990-an. Di era ini, website memiliki tampilan antarmuka statis dan hanya berupa gambar dan teks saja. Selain itu, desain website pada masa itu kebanyakan masih sangat sederhana dan kurang interaktif. Pengguna hanya dapat mengklik tautan untuk mengunjungi laman lainnya, serta fitur pencarian belum seefisien saat ini.

Di Web atau Web 1.0, saat itu website masih hanya menggunakan tiga komponen utama, yaitu:

  • HTML (Hypertext Markup Language): Untuk membangun struktur dasar dari halaman website.
  • CSS (Cascading Style Sheets): Untuk mengatur desain tampilan antarmuka dari halaman website.
  • JavaScript: Untuk memberikan interaksi terbatas dari halaman website.

Saat era Web atau Web 1.0, pengguna berperan sebagai pembaca pasif saja, karena mereka hanya dapat mengakses informasi dalam situs web saja, tidak ada fitur interaktif seperti website modern saat ini. Di era Web 1.0 ini, website lebih diperuntukkan sebagai media penyedia informasi, seperti salah satu contohnya website Yahoo! Directory yang cukup terkenal di era Web 1.0.

Web2 atau Web 2.0

Web2 atau Web 2.0 adalah pengembangan dari Web atau Web 1.0 yang pertama kali diperkenalan sekitar tahun 2000-an, dimana pada era Web 2.0 ini situs web mulai berkembang menjadi lebih dinamis, interaktif, dan memungkinkan kolaborasi antar pengguna. Era Web 2.0 sekaligus menjadi dasar perkembangan dunia digital seperti yang kita kenal sekarang ini.

Web2 atau Web 2.0 dibangun dengan beberapa komponen modern agar website lebih interaktif. Diantaranya:

  • AJAX (Asynchronous JavaScript and XML): Teknologi yang memungkinkan pengiriman data ke dan dari server tanpa harus memuat ulang seluruh halaman website. Ini memungkinkan interaksi pengguna lebih nyaman karena tidak perlu memuat seluruh halaman saat pengguna mengklik tombol atau membuka kolom komentar.
  • XML (eXtensible Markup Language): Untuk pertukaran data antar aplikasi, memungkinkan informasi dapat terbaca oleh berbagai sistem.
  • API (Application Programming Interfaces): Teknologi yang memungkinkan aplikasi dapat berkomunikasi satu sama lain. API biasa digunakan beberapa layanan login dengan akun media sosial atau integrasi antara platform yang berbeda.
  • RSS (Really Simple Syndication): Biasanya digunakan situs web agar pengguna dapat berlangganan konten melalui pembaruan konten dari berbagai sumber, tanpa harus rutin mengunjungi setiap situs web.

Di era Web 2.0 ini, pengguna internet mulai berperan lebih proaktif dalam berinteraksi di internet. Mereka tidak lagi sebagai pengguna pasif saja yang hanya mengakses konten, tetapi sekarang mereka dapat membuat konten dan membagikannya di internet. Hal tersebut memungkinkan munculnya berbagai platform jejaring sosial (Facebook, Twitter), platform berbagi video (YouTube), blog (Blogger, WordPress), hingga website interaktif lainnya sehingga memungkinkan pengguna dapat berbagi pengalaman, gagasan dan informasi.

Salah satu kelebihan Web 2.0 terletak di fitur interaktifnya. Hal ini yang mendasari platform jejaring sosial seperti contohnya Facebook yang memungkinkan pengguna terhubung dengan teman mereka, berbagi foto dan video, hingga berinteraksi di kolom komentar dan percakapan online.

Web3 atau Web 3.0

Web3

Web3 atau Web 3.0 juga dikenal sebagai Web Semantik atau Semantic Web. Web3 atau Web 3.0 mulai diperkenalkan sekitar tahun 2010-an sebagai generasi berikutnya dalam evolusi web. Web3 adalah langkah menuju internet yang lebih cerdas, aman, dan terdesentralisasi.

Salah satu kelebihan dari Web3 atau Web 3.0 adalah kemampuan website dalam memproses informasi secara lebih cerdas dengan memahami konten. Web3 juga menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) Machine Learning yang merupakan teknologi kecerdasan buatan untuk memproses dan menganalisis data dengan lebih cerdas. Dengan begitu, maka website dapat memberikan konten rekomendasi yang cocok dengan minat pengguna.

Selain itu, di Web3 pengguna tetap membaca dan membuat konten serta berinteraksi satu sama lain, tetapi mereka memiliki kontrol penuh atas informasi pribadi mereka. Hal tersebut karena Web3 berjalan di atas teknologi blockchain yang terdesentralisasi.

Teknologi blockchain adalah bagian penting dari Web 3.0, karena dengan blockchain data pengguna akan disimpan dengan aman dan transparan, sehingga pengguna memiliki kendali penuh atas siapa yang dapat mengakses data mereka dan bagaimana data itu digunakan.

Web3 juga menjadi landasan untuk aplikasi terdesentralisasi. Ini memungkinkan pengguna dapat berpartisipasi dalam jaringan yang tidak dikendalikan oleh entitas pusat. Seperti di era Web3, pengguna dapat berkontribusi pada platform terdesentralisasi seperti dApps (aplikasi terdesentralisasi), yang berjalan di atas teknologi blockchain. Sehingga memungkinkan kolaborasi dan pertukaran informasi tanpa keterlibatan pihak ketiga yang mengendalikan data.

Web3 atau Web 3.0 menciptakan era internet yang lebih cerdas, aman, dan terdesentralisasi. Transformasi ini akan membuka pintu untuk inovasi baru, memperkuat kontrol pengguna atas data pribadi, dan membentuk cara kita berinteraksi dengan dunia maya, seperti contohnya bertransaksi menggunakan cryptocurrency.

Cryptocurrency adalah mata uang digital yang digunakan sebagai alat pembayaran di ekosistem blockchain yang menggantikan model transaksi konvensional. Dengan pembayaran kripto, maka transaksi akan jauh yang lebih aman dan lebih cepat karena proses transaksi mata uang kripto ini dilakukan secara langsung tanpa melalui perantara pihak ketiga seperti bank atau institusi keuangan lainnya.

Saat ini, ada kurang lebih 10.000 jenis mata uang kripto yang digunakan, di antaranya Bitcoin, Ethereum, Dogecoin, Ripple, Litecoin, Monero, Binance Coin dan lain-lain. Jika kamu ingin memiliki mata uang kripto ini ada dua cara yang bisa dilakukan, yakni dengan mining atau menambang mata uang kripto melalui perangkat komputer dan software pada server mining kripto, ataupun berinvestasi dengan membeli langsung mata uang kripto di platform kripto yang melayani jual beli mata uang kripto.

Nah, jika kamu memutuskan untuk mulai berinvestasi cryptocurrency, penting untuk memahami cara kerja cryptocurrency secara menyeluruh. Untuk hal ini, kamu bisa mencari informasi melalui berita crypto di internet.

Dan untuk kamu yang ingin berinvestasi crypto secara mudah, download PINTU sekarang! PT Pintu Kemana Saja dengan brand PINTU merupakan platform jual beli dan investasi aset crypto di Indonesia. Aplikasi PINTU berfokus pada tampilan aplikasi yang intuitif, mudah digunakan, dengan konten edukasi in-app, terutama bagi investor crypto baru dan kasual.

Indra DP
Indra DP

Tech Enthusiast. Suka berbagi pengalaman dan informasi seputar dunia teknologi.