Skip to main content

Jangan Panik, Ini Langkah Mudah Atasi Lampu Indikator Check Engine Menyala


Lampu Indikator Check Engine
Lampu indikator check engine. (foto: Kompas.com)

Jika kita perhatikan, pada metercluster mobil kita akan menemukan berbagai indikator. Indikator tersebut berfungsi untuk menginformasikan kepada pengemudi mengenai kondisi mobil.

Dan salah satu indikator yang cukup penting dan perlu diperhatikan adalah lampu indikator pada check engine. Indikator bergambar mesin ini menjadi pertanda yang jika menyala artinya ada masalah pada bagian tertentu pada mobil.

Bila sudah begitu, pastinya sebagai pengemudi biasanya akan langsung panik karena jika lampu indikator menyala maka langsung mengira ada sesuatu yang terjadi pada mesin mobilnya, dan umumnya terjadi pada bagian sistem elektronik mobil.

Padahal menurut fakta di lapangan, indikator check engine menyala tidak selalu menginformasikan kerusakan pada mesin atau sistem elektronik mobil. Sebab, biasanya hsl tersebut terjadi karena adanya komponen yang tidak terpasang dengan benar, sistem sensor error, air radiator bocor, kabel yang terputus, beberapa bagian kemasukan air, atau bahkan ECU mengalami kerusakan.

Nah, jika kamu yang kebetulan menjumpai lampu indikator menyala pada check engine, jangan terburu untuk membawa mobilmu ke bengkel terdekat. Sebab, kamu bisa terlebih dahulu mengeceknya sendiri. Berikut penyebab dan langkah mudah atasi lampu indikator check engine yang menyala:

1. Penutup bensin yang tidak rapat

Ini sering terjadi jika setelah mengisi bensin di pom bensin. Pengemudi bisa saja menutup tangki bahan bakar setelahnya namun kurang rapat.

Hal ini dapat saja terbaca oleh sensor pada ECU yang dianggap dapat membahayakan bagi penumpang di dalam mobil atau lingkungan di sekitarnya.

Untuk itu, jika mengalami lampu indikator check engine menyala dan kamu tidak merasakan adanya masalah pada mesin, maka segera hentikan kendaraan jika dalam perjalanan dan cek penutup tangki bahan bakar mobilmu.

2. Filter udara kotor

Filter udara ini sangat kaitannya dengan mass airflow sensor yang berfungsi menentukan jumlah bahan bakar yang harus digunakan berdasarkan udara yang masuk ke mesin mobil.

Indikator check engine bisa menyala jika filter udara ini kotor dan tersumbat yang mengakibatkan lambat laun mesin akan kehilangan tenaga dan bahan bakar menjadi cepat boros.

Oleh karena itu, disarankan untuk membersihkan filter udara tiap 10.000 kilometer dan wajib diganti tiap 40.000 kilometer. Namun, patokan jarak tersebut bisa menjadi lebih cepat karena perbedaan faktor eksternal atau lingkungan.

3. Sensor oksigen bermasalah

Kerusakan sensor oksigen (O2) juga bisa dideteksi lampu indikator. Sensor oksigen berfungsi untuk memonitor oksigen pada knalpot dan menentukan banyaknya bahan bakar yang diperlukan.

Umumnya sensor oksigen dapat bermasalah karena tertutup oleh oli dari waktu ke waktu sehingga mengurangi kemampuannya untuk mengolah oksigen dan bahan bakar.

4. Busi bermasalah

Busi yang terganggu kinerjanya serta kabelnya yang mulai getas dapat membuat konsumsi bahan bakar menjadi lebih boros akibat pembakaran yang kurang optimal pada ruang mesin.

Oleh karena itu, disarankan untuk mengecek busi dan kabelnya jika mendapati lampu indikator check engine menyala. Jika busi sudah kotor, bisa dibersihkan, namun sangat disarankan untuk menggantinya saja dengan yang baru. Penggantian busi biasanya dilakukan pada jarak pemakaian 20.000 kilometer.

5. Cek Aki

Mengecek aki menjadi langkah terakhir jika lampu indikator menyala pada check engine. Cek aki dapat dilakukan dengan mencabut kabel konektor negatif pada aki dan tunggu selama tiga detik. Jika sudah, pasang kembali kabel konektor negatif pada kubunya.

Jika cara tersebut telah dilakukan namun indikator check engine masih menyala, maka besar kemungkinan ada kerusakan pada sensor mobil dan disarankan untuk segera membawa mobil ke bengkel untuk perbaikan atau mengganti sensor yang rusak tersebut.

Indra DP
Indra DP

Tech Enthusiast. Suka berbagi pengalaman dan informasi seputar dunia teknologi.